Pendidikan di Masa Depan ?
Selain alasan di atas, ada juga pengguna situs pertemanan yang dilatarbelakangi karena rasa haus akan pengetahuan, biasanya orang-orang ini adalah mereka yang terisolir karena pekerjaan, lingkungan atau juga sekolah. Mereka bisa dikatakan “kesepian” namun secara intelektual, bukan karena mereka penyendiri.
Sebelum social network menjadi sepopuler ini, pengembangan bidang intelektual akan membutuhkan waktu yang lebih panjang. Seseorang harus lebih dulu menerbitkan jurnal, penelitan mereka untuk mencari kesamaan dan bertukar informasi dengan orang lain. Sebenarnya, melalui jurnal orang dapat berbagi pengetahuan, namun sifatnya hanya searah. Tidak seperti social network dimana setiap orang dapat terlibat di dalamnya.
Masuknya era “social network” juga membawa dampak dalam dunia pendidikan. Sebuah sistem pendidikan baru yang disebut dengan global learning. Pembelajaran global, dimana berarti pendidikan ini di kolaborasikan dengan budaya generasi masa kini dimana teknologi sudah tercipta. Hal ini berarti mempelajari media baru, dan berusaha masuk ke dalam budaya itu sendiri. Kendala yang dihadapi saat ini adalah banyak sekolah yang berusaha sangat keras untuk mendapatkan dana tambahan demi memenuhi fasilitas guna mendukung program ini. Infrastruktur internet menjadi hal yang paling utama, hal ini di ibaratkan sebagai papan tulis di era sekolah konvesional. Lingkup pendidikan global adalah game online, collaborative learning, social networking dan mobile application.
Lalu, bagaimana wajah pendidikan di masa depan ? akankah lembaga pendidikan benar-benar dapat berperan sebagai pengantar manusia dalam memasuki dunia baru ini ? permasalahan yang muncul kemudian telah saya utarakan di atas. Untuk mencapai jenjang yang lebih jauh, sekolah terlebih dahulu perlu menyediakan infrastruktur terpadu untuk menyediakan layan internet. Lalu apakah metode global learning dapat menggantikan budaya tradisional di masa depan ? jawabannya tidak salah satunya, tapi mungkin keduanya. Dua ragam metode pengajaran ini akan tetap ada, karena belum tentu semua sekolah sanggup menyediakan infrastruktur tersebut yang salah satunya mungkin gadget canggih seperti gambar diatas.
Posting Komentar